Apa yang kalian lakukan jika
sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan rencana? Seringkali manusia ketika
mendapatkan musibah mengatakan “seandainya aku begini dan begitu.” Meratapi
nasibnya yang tidak berjalan sesuai apa yang ia rencanakan.
Sedih berlarut-larut menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Namun, itulah takdir yang seharusnya kita terima dengan lapang dada. Tidak semua harapan yang kita inginkan akan terwujud.
Allah SWT telah menetapkan takdir kepada setiap manusia. Takdir Allah SWT tidak pernah salah. Selalu tepat sasaran dan tepat waktu. Tidak ada yang terlewat sedikitpun. Tidak lebih dan tidak kurang, sesuai dengan kadarnya masing-masing. Sesuatu yang telah terjadi pada kita itulah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah.
Kuatnya seorang muslim dapat
dilihat dari keimanan. Keimanan dapat menuntun umat muslim kepada kebahagiaan
dunia dan akhirat. Rasulullah SAW telah menyampaikan kepada umatnya untuk
mengimani qadha dan qadr. Menerima dengan sabar dan rido atas apa yang Allah
SWT kehendaki dan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW juga
telah menyampaikan agar tidak menyalahkan takdir dalam hadis berikut:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ
إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي
فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا . وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Artinya: “Seorang mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah,
walaupun sama-sama memiliki kebaikan. Bersemangatlah pada hal yang bermanfaat
bagimu, mohonlah pertolongan pada Allah, dan janganlah kamu putus asa. Jika
terjadi musibah padamu, janganlah kamu katakan: ‘Seandainya aku tadi melakukan
ini dan itu’, tetapi katakanlah: ‘qadarullah wamā syā’ fa‘al’ (Takdir Allah dan
yang Dia kehendaki dilakukan-Nya) karena sesungguhnya ucapan ‘seandainya’ itu
membuka pintu setan.” (HR. Muslim no. 4816 hadis ini memiliki penguat dalam
hadis Sunan Ibnu Majah no. 76).
Hadis tersebut jelas menunjukkan agar tidak berkata “seandainya aku begini dan begitu” dan lebih baik mengucapkan “qadarullah wamā syā’ fa‘al” itu adalah takdir Allah swt dan telah terjadi.
Terkadang kita sering berada di
situasi di mana kita menyalahkan takdir. Takdir pasti akan datang tepat waktu
disaat kita siap. Allah SWT selalu memberikan umat-Nya yang terbaik. Belum
tentu apa yang menurut kita baik itu baik pula menurut Allah SWT. Allah SWT
yang paling mengetahui dan memahami umat-Nya. Allah SWT paling memahami apa
yang terbaik untuk umat-Nya.
Namun, apabila kita menyalahkan
takdir yang tidak diinginkan. Itu bukanlah karena Allah SWT memberikan suatu
yang buruk. Melainkan kitalah yang tidak memercayai Allah SWT sepenuhnya. Tidak
sepatutnya kita menyalahkan takdir tersebut.
Maka, cobalah untuk tidak menyalahkan atas apa yang telah terjadi. Berbaik sangka dan ber-tawakkal-lah kepada Allah SWT. Dan berharaplah yang terbaik dari Allah SWT. Karena harapan yang tidak menjadi kenyataan tidak akan menganggumu.
Sumber : DISINI
0 komentar:
Posting Komentar