TUGU NOSARARA NOSABATUTU

Berlibur Bersama Ibunya Anak-anak

BERSAMA CUCU

Bersama Cucu, Alzaidan Syahid ... berlibur.

BERSAMA IBU DAN ANAK

Berlibur bersama Anak dan Ibunya Anak-anak.

BERDUA

Entah Apa Yang Direnungkan Waktu itu ...

NENEK dan CUCU

Alzaidan Syahid bersama Mamatuanya.

IBU, ANAK dan KEMENAKAN

Fitri dan Mamanya, bersama Azizah .

BERSAMA CUCU, ANAK dan KEMENAKAN

Alzaidan Syahid bersama Fitri dan Azizah.

IBU dan ANAK serta KEMENAKAN

Fitri Fajarwati dan Mamanya bersama Azizah.

NENEK dan CUCU

Alzaidan Syahid bersama Mamatuanya.

NENEK dan CUCU

Alzaidan Syahid bersama Mamatuanya.

Tampilkan postingan dengan label Ghaib. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ghaib. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Mei 2025

Cara Melihat Alam Gaib Menurut Islam: Misteri yang Menjadi Tantangan

 

Saat ini, banyak orang tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang alam gaib, suatu konsep yang seringkali menjadi bahan perbincangan menarik. Dalam konteks agama Islam, alam gaib memegang peranan penting sebagai sesuatu yang tidak terlihat oleh mata manusia biasa. Namun, apakah benar kita bisa melihat alam gaib menurut Islam?

Dalam pandangan Islam, melihat alam gaib bukanlah perkara yang mudah. Hanya orang-orang terpilih yang diberikan keistimewaan oleh Allah untuk melihat hal-hal gaib. Hal ini bisa terjadi melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan melatih diri dan meningkatkan keimanan kepada Allah.

Salah satu cara untuk melihat alam gaib menurut Islam adalah dengan berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah. Dengan adanya keyakinan yang kuat, Allah dapat membuka mata hati kita untuk melihat hal-hal yang tidak terlihat oleh mata biasa. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang bisa melihat alam gaib, dan kita tidak boleh mencoba-coba untuk meminta melihat hal-hal yang terlarang dalam Islam.

Dalam Islam, juga diajarkan bahwa hanya Nabi dan Rasul yang diberikan kemampuan oleh Allah untuk melihat alam gaib secara langsung. Bagi umat Islam lainnya, lebih baik untuk fokus pada memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan mengamalkan ajaran agama dengan baik.

Dengan demikian, melihat alam gaib menurut Islam bukanlah sesuatu yang mudah dicapai oleh semua orang. Hanya dengan tekad dan keyakinan yang kuat, serta dengan menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama, kita dapat berharap untuk mendapatkan petunjuk dari Allah dalam melihat hal-hal yang tersembunyi di alam gaib.

 

Sobat Rspatriaikkt!

Apakah kamu pernah mendengar tentang kemampuan melihat alam gaib menurut Islam? Pada kesempatan ini, kita akan menjelajahi cara melihat alam gaib menurut ajaran Islam secara terperinci dan lengkap. Alam gaib adalah sesuatu yang tidak dapat kita lihat atau rasakan dengan indera kita yang terbatas. Namun, Islam memberikan pemahaman yang mendalam tentang cara untuk melihat dan memahami alam gaib.

 

Melihat Alam Gaib Menurut Islam

Melihat alam gaib adalah keahlian yang hanya dimiliki oleh orang-orang pilihan, seperti para Nabi dan orang-orang yang memiliki kemampuan spiritual yang tinggi. Dalam Islam, melihat alam gaib bukanlah hal yang sembarangan, melainkan membutuhkan ketekunan dalam beribadah dan pengendalian diri yang kuat. Ada beberapa cara melihat alam gaib menurut Islam:

 

1. Melalui Kelapangan Hati

Menurut Islam, hati yang bersih dan kelapangan hati adalah syarat utama untuk melihat alam gaib. Dalam Islam, kelapangan hati dapat dicapai melalui ibadah yang konsisten, seperti shalat, puasa, membaca Al-Quran, dan berdzikir. Dengan merawat hati dan meningkatkan kualitas spiritual, seseorang akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk melihat dan memahami alam gaib.

2. Melalui Mimpi

Mimpi adalah salah satu cara Allah SWT berkomunikasi dengan hamba-Nya. Dalam Islam, mimpi dapat menjadi sarana untuk melihat alam gaib. Apabila seseorang bermimpi dengan tafsiran yang bermanfaat dan mencerminkan kebaikan, itu bisa menjadi petunjuk atau pesan dari alam gaib. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua mimpi memiliki makna gaib, sehingga perlu bijak dalam menginterpretasikan mimpi yang dialami.

3. Melalui Ilmu Laduni

Ilmu laduni merupakan karunia Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya yang telah mencapai tingkat spiritual yang tinggi. Dengan ilmu laduni, seseorang dapat memiliki wawasan yang lebih dalam tentang alam gaib. Namun, ilmu laduni bukanlah hal yang dapat dimiliki oleh setiap orang, melainkan hanya diberikan kepada orang-orang yang Allah SWT kehendaki.

4. Melalui Meditasi dan Kontemplasi

Meditasi dan kontemplasi adalah cara lain yang diajarkan dalam Islam untuk melihat dan memahami alam gaib. Dengan merenungkan kebesaran Allah SWT dan mengingat-Nya dengan penuh khusyuk, seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman spiritual yang mendalam. Meditasi dan kontemplasi melibatkan fokus pada Allah SWT dan menjauhkan pikiran dari dunia material yang sementara ini.

5. Melalui Istighfar dan Doa

Istighfar adalah memohon ampunan Allah SWT, sedangkan doa adalah upaya untuk berkomunikasi dan meminta pada-Nya. Dalam Islam, istighfar dan doa yang tulus dapat membuka pintu-pintu ilmu dan pengetahuan gaib. Dengan berdoa dan memohon ampunan, seseorang menampilkan kerendahan hati dan kerendahan diri, yang pada gilirannya dapat membawa mereka lebih dekat dengan alam gaib.

 

Kelebihan Cara Melihat Alam Gaib Menurut Islam

Melihat alam gaib menurut ajaran Islam memiliki beberapa kelebihan. Berikut adalah 5 kelebihan cara melihat alam gaib menurut Islam:

1. Menggali Lebih Dalam tentang Waktu dan Tempat

Melihat alam gaib menurut Islam dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang waktu dan tempat. Dengan melihat alam gaib, seseorang dapat memperoleh pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu, sekarang, dan masa depan. Hal ini dapat membantu seseorang untuk memahami hikmah di balik kejadian-kejadian.

2. Memperoleh Petunjuk Hidup

Melalui melihat alam gaib menurut Islam, seseorang dapat memperoleh petunjuk hidup yang diberikan oleh Allah SWT. Petunjuk-petunjuk ini dapat membantu seseorang mengambil keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hal pekerjaan, hubungan, atau keputusan lainnya. Dengan memiliki wawasan yang lebih dalam, seseorang dapat hidup dengan bijaksana.

3. Mengenal Rencana Allah SWT

Dalam Islam, melihat alam gaib dapat membantu seseorang memahami rencana Allah SWT. Dalam hidup ini, kita seringkali menghadapi cobaan dan berbagai peristiwa yang sulit dipahami. Melihat alam gaib dapat membantu seseorang untuk memahami bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah, meskipun pada saat itu kita tidak dapat melihatnya.

4. Memperdalam Iman dan Ketaqwaan

Melihat alam gaib menurut Islam dapat membantu seseorang memperdalam iman dan ketaqwaan. Dalam melihat alam gaib, seseorang akan memahami bahwa Allah SWT adalah Pencipta yang Maha Kuasa dan bahwa tidak ada yang terjadi kecuali dengan izin dan kehendak-Nya. Hal ini akan memperkuat keyakinan dan meningkatkan kepatuhan seseorang terhadap ajaran Islam.

5. Menjaga dari Gangguan Jin dan Setan

Melihat alam gaib menurut Islam dapat membantu seseorang menjaga diri dari gangguan jin dan setan. Dalam Islam, jin dan setan adalah makhluk gaib yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan melihat alam gaib, seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan perlindungan dari Allah SWT untuk menjaga diri dari gangguan jin dan setan.

 

Kekurangan Cara Melihat Alam Gaib Menurut Islam

Walaupun melihat alam gaib menurut Islam memiliki banyak kelebihan, namun juga terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah 5 kekurangan cara melihat alam gaib menurut Islam:

1. Kesalahan Interpretasi

Salah satu kekurangan melihat alam gaib adalah kesalahan interpretasi. Terkadang, kita dapat memahami atau mengartikan sesuatu dengan cara yang salah, karena keterbatasan pengetahuan atau pemahaman yang tidak tepat. Ini dapat mengarah pada kesimpulan yang salah atau langkah yang tidak bijak.

2. Gangguan Jin dan Setan

Gangguan jin dan setan adalah kekurangan lain yang mungkin terjadi ketika melihat alam gaib menurut Islam. Jin dan setan dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan seseorang, dan mencoba mengacaukan proses melihat alam gaib. Oleh karena itu, penting untuk selalu berlindung kepada Allah SWT dari gangguan jin dan setan.

3. Ketergantungan pada Ilmu Laduni

Salah satu cara melihat alam gaib menurut Islam adalah melalui ilmu laduni. Namun, kekurangan dari hal ini adalah ketergantungan yang mungkin timbul pada ilmu laduni. Seseorang mungkin menjadi terlalu bergantung pada ilmu laduni, sehingga melupakan tugas-tugas keseharian atau mengabaikan ajaran agama yang seharusnya diikuti.

4. Tantangan dalam Proses Spiritual

Melihat alam gaib menurut Islam juga melibatkan tantangan dalam proses spiritual. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mencapai tingkat spiritual yang diperlukan untuk melihat dan memahami alam gaib. Membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan pengendalian diri yang kuat untuk mencapai tingkat yang memadai dalam hal ini.

5. Kecenderungan pada Bid’ah

Terakhir, melihat alam gaib menurut Islam dapat memiliki kecenderungan pada bid’ah atau inovasi dalam agama. Bid’ah adalah tindakan atau keyakinan yang tidak diizinkan atau diajarkan dalam Islam. Dalam melihat alam gaib, seseorang harus selalu merujuk pada ajaran agama yang benar dan menghindari bid’ah yang dapat menyimpang dari kebenaran.

 

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Cara Melihat Alam Gaib Menurut Islam


1. Apakah semua orang dapat melihat alam gaib menurut Islam?

Tidak semua orang dapat melihat alam gaib menurut ajaran Islam. Kemampuan melihat alam gaib biasanya hanya dimiliki oleh orang-orang pilihan, seperti para Nabi dan orang-orang yang memiliki kemampuan spiritual yang tinggi. Hal ini membutuhkan ketekunan dalam beribadah dan pengendalian diri yang kuat.

2. Bagaimana cara membedakan antara mimpi biasa dan mimpi gaib?

Tidak semua mimpi memiliki makna gaib. Mimpi biasa adalah mimpi yang terjadi tanpa pesan atau petunjuk yang khusus, sementara mimpi gaib adalah mimpi yang memiliki tafsiran yang bermanfaat dan mencerminkan kebaikan. Dalam membedakan antara keduanya, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang simbol dan makna dalam mimpi serta pengalaman spiritual yang kuat.

3. Apakah melihat alam gaib bisa membawa bahaya?

Melihat alam gaib menurut Islam bisa membawa bahaya jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Gangguan jin dan setan adalah salah satu bahaya yang bisa terjadi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berlindung kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran Islam dalam melihat alam gaib.

 

Kesimpulan

Melihat alam gaib menurut Islam adalah kemampuan yang hanya dimiliki oleh orang-orang pilihan dengan kemampuan spiritual yang tinggi. Ada beberapa cara dalam Islam untuk melihat alam gaib, seperti melalui kelapangan hati, mimpi, ilmu laduni, meditasi dan kontemplasi, serta istighfar dan doa. Melihat alam gaib menurut Islam memiliki kelebihan, seperti menggali lebih dalam tentang waktu dan tempat, memperoleh petunjuk hidup, mengenal rencana Allah SWT, memperdalam iman dan ketaqwaan, serta menjaga dari gangguan jin dan setan. Namun, ada juga beberapa kekurangan, seperti kesalahan interpretasi, gangguan jin dan setan, ketergantungan pada ilmu laduni, tantangan dalam proses spiritual, dan kecenderungan pada bid’ah. Jadi, penting untuk melihat alam gaib dengan hati-hati dan mengikuti ajaran agama yang benar.

 

Sumber : DISINI

Langkah-langkah untuk Bisa Memasuki Alam Gaib

 

Alam gaib atau dunia lain acapkali menjadi sebuah perbincangan yang tak ada ujungnya. pasalnya setiap memulai perbincangan dunia lain, seringkali berujung perdebatan dan tiada akhir.

Saking penasarannya tak sedikit orang ingin memasuki alam gaib untuk kepentingan tertentu, namun perlu kita ketahui beberapa langkah yang harus disiapkan agar diri kita berhasil memasuki alamnya para roh ini.

Setiap orang dapat dipastikan mampu memasuki alam gaib, karena roh di dalam tubuh kita juga termasuk gaib tidak memandang ras apa dan agama apa.

Untuk bisa memasuki alam gaib tersebut kita perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:


Fisik yang kuat

Fisik merupakan gerbang utama untuk memasuki alam gaib karena berfungsi sebagai wadah dari roh kita pastikan kita pada saat kondisi sehat dan prima.


Jiwa yang tenang

Jiwa atau batin dalam hal ini sangat penting peranannya karena merupakan kunci agar bisa membuka akses ke alam gaib, jadi pastikan pada kondisi tak ada beban pikiran dan sebagainya.


Yakin pada roh kita

Roh kita perlu kita yakini bahwa akan baik-baik saja memasuki alam gaib, karena jika tidak maka akan terjadi resah yang tiada henti.


Hilangkan halusinasi

Terakhir hilangkan perasaan halusinasi bahwa kita sudah memasuki alam gaib, karena memasuki alam gaib memang gangguan utamanya adalah halusinasi. Akan salah penafsiran dan akan terjadi miss komunikasi jika halusinasi mencampuri urusan alam gaib.

Setelah poin di atas disiapkan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah mediasi dan memanggil mahluk terdekat disekitar kita untuk memasuki tubuh dan mulai melakukan interaksi, pada saat ini roh kita berada di sekitar tubuh dan mampu melihat sekitar alam gaib, seperti tukar posisi dengan mahluk lain.

Usahakan lakukan dengan ahli supranatural karena khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan.



Sumber : DISINI

Dialog Dengan Jin. Salahkah ini ? baca dan simak penjelasannya.

 

Berdialog dengan jin di tubuh orang yang kesurupan.

Sebagian orang bodoh menyanggah, sejak kapan ruqyah kok pake dialog-dialog dengan jin ?

Salahkah ketika praktisi ruqyah berdialog dengan Jin yang ada di tubuh orang kesurupan?

Mari simak penjelasan berikut!

Disampaikan oleh : Ibnu Abdillah Al-Katibiy

Telah disebutkan dalam kitab Aakamul Marjan karya imam Badruddin Asy-Syibli Suatu hari Al Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullah- sedang berada di masjid. Kemudian datanglah khalifah Al Abbas Al Mutawakkil kepada Imam Ahmad memberitahukan bahwa budak perempuannya kerasukan jin. Khalifah Al Mutawakkil meminta Al Imam Ahmad -rahimahullah- untuk berdoa kepada Allah agar kerabatnya diberi kesembuhan. Lalu imam Ahmad mengeluarkan sepasang sandal kayunya “Bawalah sandal ini ke kediaman Amirul Mu’minin dan duduklah di sebelah kepala budak perempuan itu dan katakan kepadanya (kepada jin) bahwa Ahmad bin Hanbal berkata kepadamu“ Keluarlah dari tubuh Jariyah ini atau aku akan memukulmu dengan sandal ini sampai 70 kali!”. Maka ia Kembali pulang dan melakukan apa yang diperintahkan oleh imam Ahmad bin Hanbal. Kemudian jin tersebut berkata melalui lisan budak perempuan itu : “Aku mendengar dan taat. Kalaupun seandainya Ahmad bin Hanbal menyuruhku pergi dari Iraq, aku pasti akan menuruti perintahnya. Sesungguhnya dia itu orang yang taat kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada Allah, siapapun akan menurut kepadanya.”

Kemudian keluarlah jin tersebut dari tubuh Jariyah. (Aakamul Marjan fi Ahkamil Jan : 110)

 

Point-point Penting :

1. Di sini justru ada perintah dari imam Ahmad bin Hanbal untuk berdialog dengan jin yang ada di tubuh budak perempuan itu agar jin itu keluar. Duhai engkau yang berakal sakit, apakah imam Ahmad bin Hanbal juga akan kau katakan halu ?

2. Bukan berarti imam Ahmad bin Hanbal mengajarkan cara mengeluarkan jin dengan sandal, namun di sini ada hikmah bahwa jika orang yang beriman benar-benar takut kepada Allah, maka semua makhluk termasuk jin akan takut dengan orang itu meskipun dengan benda yang paling hina sekalipun dengan diinjak-injak kaki, karena sering melekat di jasad orang yang takut kepada Allah.


Syaikh Ibnul Qayyim juga menceritakan kisah guru beliau yaitu syaikh Ibnu Taimiyyah, yang sering berdialog dengan jin dalam tubuh orang yang kesurupan. Di antara kisahnya, Ketika syaikh Ibnu Taimiyyah membaca surat al-Mukminun ayat 115 di telinga orang yang tengah kesurupan, tiba-tiba jin itu berkata, “ Ya“ (Menjawab ayat yang dibaca oleh syaikh Ibnu Taimiyyah). Jin itu menjawab sambil mengeraskan suaranya. Lalu syaikh Ibnu Taimiyyah mengambil tongkat dan memukulkannya di otot-otot leher orang yang kesurupan itu hingga tanggannya Lelah. Bahkan orang-orang yang hadir mengira pasien itu wafat karena sangking kerasnya pukulannya. Di tengah-tengah beliau memukul, jin itu berkata, “ Aku mencintainya “. Syaikh menjawab, “ Dia tidak mencintaimu (wahai jin perempuan) “. Jin itu berkata lagi, “ Aku ingin haji bersamanya “. Syaikh menimpali, “ Dia tidak mau haji bersamamu “. Jin itu berkata lagi, “ Aku akan keluar darinya karena aku menghormatimu “. Syaikh menjawab, “ Bukan, tapi keluarlah karena ta’at kepada Allah dan rasul-Nya “. Maka jin perempuan itu berkata, “ Baiklah aku keluar darinya “. Maka pasien itu duduk dan menoleh kanan dan kirinya, dan berkata, “ Kenapa dengan diriku dan syaikh ini ? “ Para hadirin menjawab, “ Kamu dipukuli oleh syaikh “. Orang itu bertanya lagi, “ Kenapa aku dipukuli sedangkan aku tidak berbuat dosa ? “.( Zaadul Ma’aad 2/989)

 

Point-point PENTING :

1. Sangat jelas syaikh Ibnu Taimiyyah melakukan dialog dengan jin yang berbicara di tubuh orang yang kesurupan. Apakah beliau halu atau memiliki akal tidak sehat ? atau dirimu yang sedang kesurupan sehingga tidak menyadari perkara ringan semacam ini ?

2, Syaikh Ibnul Qayyim setelah menceritakan kisah ini, beliau mengatakan, “ jenis kesurupan ini adalah jenis kesurupan jin. Penanganannya tidak mengingkarinya kecuali ORANG YANG SEDIKIT ILMU, AKAL DAN MA’RIFAH.

Para peruqyah bertanya kepada jin dalam tubuh pasien bukanlah hanya untuk bermain-main, namun sebagai ujian atau hipotesis belaka, bukan meyakini ucapan jin 100 persen. Jika akalmu yang sakit kurang puas, baiklah simak baik-baik hadits sahih berikut ini :

 

أنَّ النبيَّ صلَّى الله عليه وسلَّم سأَلَ ابنَ صيَّادٍ فقال: «مَاذَا تَرَى؟» قَالَ ابْنُ صَيَّادٍ: «يَأْتِينِي صَادِقٌ وَكَاذِبٌ»، فَقَالَ النَّبِيُّ صلَّى الله عليه وسلَّم: «خُلِّطَ عَلَيْكَ الأَمْرُ»، ثُمَّ قَالَ لَهُ النَّبِيُّ صلَّى الله عليه وسلَّم: «إِنِّي قَدْ خَبَّأَتُ لَكَ خَبِيئًا»، فَقَالَ ابْنُ صَيَّادٍ: «هُوَ الدُّخُّ»، فَقَالَ: «اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ».

 

“ Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada Ibnu Shoyyad; “ Apa yang kau lihat ? “. Ibnu Shoyyad menjawab, “Datang kepadaku orang yang jujur dan pendusta”, maka Nabi shallallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sesungguhnya aku menyembunyikan satu perkara darimu ? “. Ibnu Shoyyah menjawab, “ itu adalah asap “. Nabi bersabda: “celaka, engkau tidak akan melewati kodratmu”. (HR. Muttafaq ‘alaih)

 

Kita simak komentar imam Al-Khatthabi rahimahullah :

 

أنَّ امتحانَ النبيِّ صلَّى الله عليه وسلَّم بما خبَّأَهُ له مِنْ آيةِ الدخان؛ فلأنه كان يَبْلُغُه ما يَدَّعِيهِ مِنَ الكِهانة ويَتعاطاهُ مِنَ الكلام في الغيب؛ فامْتَحَنَهُ لِيَعْلَمَ حقيقةَ حالِه، ويُظْهِرَ إبطالَ حالِه للصحابة، وأنه كاهنٌ ساحرٌ يأتيهِ الشيطانُ

 

“ Sesungguhnya ujian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merahasiakan kabar dukhon, karena beliau diberitahu apa yang Ibnu Shoyyad klaim dari ramalan dan mengetahui hal yang gaib. Maka Nabi mengujinya untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dan menampakkan batilnya keadaanya di hadapan sahabat, dan sesungguhnya ia adalah dukun, penyihir yang didatangi oleh setan “. (Ma’aalim As-Sunan lil Khatthabi : 4/503)

 

 

Point-point PENTING :

1. Dalil sahih ini menunjukkan kepada kita hukum bolehnya bertanya atau dialog dengan dukun dengan tujuan mengujinya bukan membenarkannya. Demikian juga kepada jin saat berbicara melalui tubuh pasien.

2, Para peruqyah berdialog dengan jin, bukanlah satu tujuan dalam meruqyah. Lebih sering mereka meruqyah pasien tanpa adanya kesurupan, namun umumnya reraksi muntah.


Kesimpulan :

1. Dialog dengan jin dalam tubuh pasien sudah ada dan terjadi sejak lama, bahkan sejak di masa imam Ahmad bin Hanbal (generasi salaf shalih).

2. Sudah maklum dalam syare’at bahwa kita tidak boleh dengan mudah mempercayai ucapan jin meskipun muslim apalagi kafir. Dan ini pun dipahami oleh peruqyah pemula.

3. Berdialog dengan jin saat berbicara melalui lisan pasien yang kesurupan, bukanlah menjadi tujuan para peruqyah, namun sebagai imtihan atau ujian kepada jin itu untuk hipotesis dalam mencari akal masalah jin itu masuk ke tubuh pasien.



Sumber : DISINI

Bisakah Manusia Melihat Hal Gaib, Bagaimana Menurut Islam?

 

Mengetahui Hal Yang Gaib ? Gaib Muthlaq dan Gaib Nisbi (Muqayyad)

 

Mengetahui hal yang gaib secara muthlaq adalah sifat wewenang Allah Ta’ala. Dalam al-Quran Allah berfirman:

 

وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

 

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh hmahfuz).” (QS.Al-An’aam : 59)

 

Dalam ayat ini Allah menjelaskan sendiri bahwa segala kunci hal yang gaib secara mutlaknya, tidak ada yang dapat mengetahuinya dalam bentuk substansial, dzati, independen, bentuk partikularnya dan dalam bentuk yang rinci, kecuali hanya diketahui oleh Allah Ta’ala. Dan ini oleh para ulama disebut dengan Ghaib Muthlaq atau Haqiqi. Akan tetapi ada sebagian hamba-Nya yang Allah berikan pengetahuan gaib dalam batas-batas karunia dan karomah dari Allah Ta’ala. Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan:

 

وقوله: (عالم الغيب فلا يظهر على غيبه أحدا إلا من ارتضى من رسول) هذه كقوله تعالى: ( ولا يحيطون بشيء من علمه إلا بما شاء ) وهكذا قال هاهنا: إنه يعلم الغيب والشهادة وإنه لا يطَّلِع أحدٌ من خلقه على شيء من علمه إلا مما أطلعه تعالى عليه) .وهذا يعم الرسول الملكي والبشري

 

Firman Allah Ta’ala : “(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui keghaiban, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang keghaiban itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya”. (QS Jin : 26-27).

 

Ini sama dengan ayat Allah : “dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya“. Demikian juga di sini Ia mengatakan bahwa Dia, Allah mengetahui dimensi gaib dan nyata dan sesungguhnya tidak ada satupun makhluk-Nya yang mengetahui sesuatu apapun dari ilmu Allah, kecuali dari apa yang telah Allah tampakkan. Dan ini umum mencangkup utusan dari malaikat ataupun manusia. Hal ini disebut oleh para ulama ahli tafsir dengan ghaib nisbi atau muqayyad.

 

Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa mengetahuinya seseorang soal gaib itu wasilah malaikat, sebagaimana kita mengetahui hal yang berkaitan dengan akherat seperti surga dan neraka, dan ini termasuk hal yang gaib dan kita mengetahuinya melalui perantara Nabi shalallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan syaikh Ibnu Taimiyyah mengetakan:

وليس كل من أوحي إليه الوحي العام يكون نبيًّا فإنه قد يوحى إلى غير الناس

 

“Dan bukanlah setiap orang yang mendapatkan wahyu secara umum adalah seorang nabi, tetapi kadang juga diwahyukan kepada selain manusia“.

 

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ

“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada keduanya–‘auratnya. Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Qs. Al-A’raf:27)

 

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan :

وروى البيهقي في ” مناقب الشافعي ” بإسناده عن الربيع سمعت الشافعي يقول : من زعم أنه يرى الجن أبطلنا شهادته إلا أن يكون نبيا انتهى وهذا محمول على من يدعي رؤيتهم على صورهم التي خلقوا عليها وأما من ادعى أنه يرى شيئا منهم بعد أن يتطور على صور شتى من الحيوان فلا يقدح فيه

 

“al-Baihaqi meriwayatkan dalam Manaqib asy-Syafi’i dengan sanda dari ar-Rabi’, “ Aku mendengar imam Syafi’i berkata, “ Barangsiapa yang mengaku telah melihat jin, maka kami tolak kesaksiannya kecuali seorang nabi “. Ini dimaksudkan bagi orang yang mengaku melihat jin dengan wujud aslinya. Adapun orang yang mengaku melihat jin setelah berubah wujud lainnya seperti binatang, maka tidak tertolak kesaksiannya”.

 

Dalam ayat itu menjelaskan bahwa manusia tidak bisa melihat setan dari posisi di mana manusia tidak bisa melihatnya. Namun mafhumnya adalah ketika manusia berada di posisi yang manusia mampu melihatnya, maka manusia itu akan melihatnya. Ini sesuai komentar imam Asy-Syaukani :

وقد استدل جماعة من أهل العلم بهذه الآية على أن رؤية الشياطين غير ممكنة وليس في الآية ما يدل على ذلك وغاية ما فيها أنه يرانا من حيث لا نراه وليس فيها أنا لا نراه أبدا فإن انتفاء الرؤية منا له في وقت رؤيته لنا لا يستلزم انتفاءها مطلقا


“Sekelompok ulama berdalil dengan ayat ini bahwa melihat syaitan itu tidak memungkinkan. Padahal ayat tersebut tidaklah menunjukkan demikian. Setidaknya ayat tersebut berbicara bahwa syaitan mampu melihat kita dari sekiranya kita tidak melihatnya, tapi bukan berarti kita tidak mampu melihatnya selamanya, karena ketiadaan kita melihat syaitan di saat syaitan melihat kita, tidaklah melazimkan ketiadaannya secara muthlak “

 

Posisi yang dapat memungkinkan mansuia melihatnya adalah diantaranya posisi:

 

1. Setan atau jin telah berubah wujud dari aslinya ke wujud yang baru atau lainnya.

2, Di posisi manusia dimasuki oleh jin yang menembus portal gaib jiwanya. Namun pada kondisi dan sifat tertentu dan jenis jin tertentu. Yaitu ketika jin telah menembus pada tingkatan ruh khayali manusia.

3. Poisisi di mana Allah bukakan hijab batinnya tanpa ada campur tangan jin di dalamnya sebagai karomah untuk orang shalih dan maunah untuk orang mukmin. (Al-Lathoif As-Saniyyah : 8; Ibnu Abdillah Al-Katibiy)


Sumber : DISINI

۞ PETA LOKASI Rumahku ۞
۞ MEDIA - SOSIAL ۞