BANTAYA
Sejarah Bantaya
Bantaya atau Bantayan (sebutan manuskrip Negarakertagama tahun 1200-1500
Masehi), merupakan sebuah sebuah kerajaan Besar Kuno yang berdirinya
diperkirakan dalam kurun waktu 1100-1800 Masehi. Dan Memiliki Luas Wilayah 3/4
dari daratan Provinsi Sulawesi Tengah hari ini, sebagian Maluku dan kepulauan
Filipina. Hingga saat ini masih banyak daerah yang masih menggunakan Bantaya
sebagai nama pulau dan kota di wilayah mereka meski sudah berbeda status
wilayah Negara.
Tembikar Menandakan Era Tanah
Liat yang sekaligus sudah menjadi signal Pergantian Teknologi atau penemuan
sebuah teknologi baru. Tembikar Dan Penempaan Logam Mempunyai Zaman Keemasan
yang hampir bersamaan.
Jika Melihat Catatan Negara
Kertagama pada kurun 1300 san Tentang Pengalihan Kekuasaan Bantaya (Sulawesi
Tengah) Dalam Kepemimpinan Era Keemasan Maja Pahit dibawah Maha Raja
Rajasanegara (Hayam Wuruk) dengan Maha Patihnya Gajah Mada, Penemuan Tembikar
Di kedalaman 1-1,5 M di lokasi Situs Purbakala Megalitik Tadulako menjadi Bukti
Pertalian Erat Maja Pahit dan Bantaya dalam Satu Kesatuan Negara Nusantara.
Mengingat Napu menjadi salah satu Bagian Pemerintahan Pitunggota ngata Kaili di
Era Keemasan Kerajaan Bantaya.
Mengapa bisa dikatakan demikian.
Maja Pahit Sebagai Sebuah Negara Besar yang Menaklukkan 2/3 Dunia Mempunyai
Teknologi Terbaik Dalam Pengolahan Tanah Liat ditambah ilmu Penempaan logam
yang luar biasa. Sudah Tentu Setiap Penaklukan atau Kerjasama akan membawa
sebuah perubahan atau alih teknologi baru sesuai kebutuhan dan kepentingan
bersama masa itu.
Juga bisa ditemukan fakta lain
Kaitan Kakula (alat musik khas Kaili sejenis gamelan yang terbuat dari logam
yang di tempa dengan khusus sehingga menghasilan nada-nada unik) dengan Gamelan
Jawa yang mempunyai ilmu Penempaan logam yang berkemampuan tinggi sehingga bisa
menghasilkan sebuah nada unik yang tepat sebagai sebuah alat Musik Meski
berbeda dalam struktur nada.
Kami masih konsisten menelusuri
wilayah lain sebagai fakta-fakta sejarah kebudayaan. Kabupaten Sigi Sendiri di
Kec.Dolo, Kec.Sigi Biromaru, Kec.Gumbasa, Parimo dan wilayah lainnya yang
diperkirakan Ada dalam Struktur Pemerintahan Kerajaan Bantaya. Dan pada
kenyataannya juga menyimpan fakta sejarah bahwa Suku Kaili Mengalami Peradaban
Tembikar dan pengolahan teknologi tanah liat dan logam yang sudah sangat tua.
Ya bisa kita buktikan dengan Produksi Batanya Hari ini. Butuh alat sebuah Palu
dan Betel (sebutan daerah setempat) dengan Tenaga yang sangat kuat untuk
merubuhkan sebuah tembok bangunan dari susunan batu bata dan Rangka Besinya.
Menelisik Mengapa Belanda,
Portugis, Inggris, Belgia, Spanyol tertarik terhadap keberadaan dan eksistensi
Kerajaan Bantaya.
Pada Era memudarnya kekuasaan
majapahit karena konflik internal pewaris, terjadi kekosongan ruang penghubung
antara Kerajaan Majapahit dengan wilayah Nusantara sebagai bagian dari kesatuan
Negaranya.
Bangsa Eropa membaca peluang ini
untuk bergerak memecah konsentrasi kekuasaan sekaligus mengawali ekspansi
perdagangan mereka.
Pada awalnya bangsa Eropa mematuhi
kewajiban aturan perdagangan di wilayah Nusantara karena adanya Majapahit
sebagai Negara Besar yang membawahi wilayah- wilayah perdagangan, dengan
pelabuhan pelabuhan yang mumpuni untuk aktivitas bongkar muat dan transportasi
di wilayah kerajaan yang berafiliasi Majapahit.
Belakangan dengan melemahnya
kekuatan Majapahit di luar Jawa, mengakibatkan kekosongan alur kekuasaan dalam
kontroling baik secara administratif maupun jumlah penempatan armada tempur
militernya sebagai penjaga wilayah afiliasinya.
Bangsa Eropa memanfaatkan peluang itu untuk
mencoba menguasai wilayah-wilayah luar Jawa, yang merupakan bagian dari
kerajaan Majapahit di Nusantara.
Ada yang menggunakan cara kerja
sama perdagangan terlebih dahulu, atau langsung dengan upaya penaklukan melalu
jalan peperangan.
Alasannya; tentu saja bangsa
Eropa termotivasi dengan kekayaaan alam Nusantara dan upaya aktivitas
perdagangan tanpa harus ada kewajiban lapor, setoran pajak, atau aktivitas
keuangan lain dan terbebas dari tekanan administrasi saat berada dalam wilayah
Nusantara.
Pada akhir 1500 san bangsa Eropa
mengawali serangan dengan politik pecah belah atau yang akrab disebut divide et
impera di wilayah pusat Pemerintahan kerajaan Majapahit sebagai inti kekuatan
besar Penguasa Nusantara saat itu.
Karena hubungan internal pewaris
tahta kerajaan Majapahit yang renggang antara satu dengan lainnya sepeninggal
Rajasanegara atau Prabu Hayam Wuruk. Hal tersebut menjadi celah yang
dimanfaatkan Bangsa Eropa Untuk melakukan serangan pertamanya pada koalisi
Majapahit di daerah Jawa (sekarang Jawa Timur) dan berhasil memecah konsentrasi
kekuatan. Hingga akhirnya meluas ke Kerajaan Lombok yang terkenal makhsyur dan
besar, sebagai upaya penaklukan tahap awal.
Upaya penghapusan
sejarah dan perampasan dokumen penting dimulai dari sini.
Kerajaan Majapahit yang masih
kokoh saat penyerangan pertama, memaksa Koalisi Eropa Berpindah ke daerah
kerajaan lain yang terdekat. Salah satunya Kerajaan Lombok di Antapura.
Saat penyerangan terjadi,
sebagian perwira Belanda melakukan pembakaran bangunan keraton kerajaan di
Antapura sebagai upaya pembumi hangusan.
JLA Brandes seorang ilmuan Belanda dalam
kegentingan tersebut, berupaya
menyelamatkan manuskrip Nagarakertagama (yang kita kenal sebagai bagian Pertama
hari ini). Setelah itu di kemudian hari dengan penyerangan Kerjaan-Kerjaan
lainnya di pulau Bali, bagian manuskrip Nagarakertagama lainnya ditemukan pada
beberapa kerajaan-kerajaan besar di wilayah tersebut.
Dalam perjalanannya manuskrip
tersebut terus dipelajari oleh Belanda dan Koalisi Eropa sebagai informasi
wilayah mana saja yang dikuasai oleh Majapahit. Dengan berdasarkan hal itu
Belanda dan Koalisi Eropa mulai menjajaki daerah-daerah yang disebutkan pada
Manuskrip Nagarakertagama (sebagai wilayah afiliasi kerajaan Majapahit). Yang
salah satunya adalah wilayah Kerajaan Bantaya di pulau Sulawesi, Maluku hingga
ke kepulauan Filipina.
Koalisi Eropa Portugis terditeksi
pertama kalinya menyandarkan armadanya di wilayah Kerajaan Bantaya pada awal
Tahun 1600an di wilayah Kota Parigi Kelurahan Bantaya Kab.Parigi Mautong
sekarang. Dengan bukti peninggalan sebuah Gudang perdagangan benteng/Loge
(bahasa Portugis) wilayah kelurahan Loji dan kelurahan masigi hari ini.
Perjalanan pertama kali ini juga diabadikan
Portugis dalam peta kuno pada gambar terlampir di bawah ini.
Portugis Mengabadikan Kerajaan
Besar nanLuas dengan Nama Royal Bancala (Bantaya/Bantayan nama Pada Manuskrip
Nagarakertagama) Pada peta kuno yang mereka buat.
Meneliti Keberadaan Eksistensi
Majapahit di Wilayah Kerajaan Bantaya (Sulawesi Tengah) pada kurun waktu era
1300-1500 sangat menantang dan sungguh tidaklah mudah, untuk sebuah eksistensi
sejarah yang sudah dilakukan Upaya penghapusan sejarah oleh pihak-pihak yang
berkepentingan seperti Portugis, Belanda, invasi Kerajaan lain di luar Kerajaan
Bantaya, juga Upaya kudeta dan penggulingan kekuasaan pada Tampuk Pimpinan Raja
Bantaya pada masa itu.
Bentuk eksistensi suatu kerajaan
dapat diditeksi dari keberadaan peninggalan sejarah baik berupa benda atau tak
benda (tulisan, manuskrip, bahasa ) dll.
Peninggalan sejarah merupakan
bukti kongkrit sebuah keberadaan Perjalanan Manusia dari waktu ke waktu. Dengan
demikian sesuatu yang tertinggal dari perjalanan itu merupakan sebuah Jejak
peradaban yang dapat merepresentasikan kehidupan pada masa tersebut, yang
kemudian dapat di eksplorasi lebih jauh lagi untuk kepentingan ilmu pengetahuan
demi perbaikan atau perkembangan kemajuan di era yang akan datang.
Pada Foto yang terlampir
merupakan Uang Coin yang digunakan sebagai alat tukar saat Maja pahit menguasai
seantero dunia di era kejayaan nya 1200-1500 san. Pada tahun 1992 seorang Anak
tidak sengaja menemukannya di halaman rumahnya yang terletak di Dusun III
(Nggolo), Desa Kotarindau, Kec. Dolo Kab.Sigi Prov. Sulawesi Tengah, saat
sedang menggali tanah untuk membuat lubang peraman Pisang kepok (suatu metode
teknik pematangan pisang dengan cepat)
Belakangan setelah dewasa anak
tersebut melakukan penelusuran dan mencari reverensi tentang coin alat tukar
yang ditemukan pada halaman rumahnya itu. setelah menjadi peneliti di era
medium tahun 2007, pria kebangsaan indonesia itu baru mengetahui bahwa coin
tersebut merupakan milik dari kerajaan Majapahit.
Dengan penemuan itu, menjadi
salah satu bukti nyata bahwa eksistensi MajaPahit Merambah Nusantara hingga ke
Kerajaan Bantaya bukanlah sebuah cerita manuskrip belaka. Dan hal itu juga
menjadi bukti bahwa benar adanya Kerajaan Bantaya, keberadaannya menjadi salah
satu bagian sejarah berdirinya Nusantara dibawah Panji Kerajaan Majapahit
dengan hak memiliki sistem pemerintahan yang otonom atau berdikari.
Hari ini kita dapat mengenal
sebutan sistem pemerintahan Patangggota, Pitunggota yang ada dalam sistem
keadatan di Sulawesi Tengah disertai perangkat keaadatan lainnya, sebagai
manifestasi sejarah warisan dari Eksistensi kejayaan dan keberadaan Kerajaan
Bantaya di Sulawesi Tengah.
Kelurahan Bantaya yang secara
administratif terletak di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah.
Merupakan salah satu wilayah kerajaan Bantaya yang terletak di pesisir teluk
Tomini.
Dan hingga saat ini tetap
konsisten menggunakan nama yang sama dengan Kerajaan Kuno Yang berdiri hampir
1000 tahun lalu itu.
The Story Of Bantaya Kingdom Sulawesi Tengah
Peneliti : Bima Dawayuswa
Sumber : DISINI
0 comment:
Posting Komentar