Legenda Sawerigading adalah salah
satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Legenda ini
berkisah tentang dua orang anak raja yang bernama Sawerigading dan We
Tenriabeng.
Kedua anak raja ini merupakan
sepasang anak kembar. Menurut ramalan, mereka diprediksi akan saling jatuh
cinta dan menikah satu sama lain.
Sang raja menyadari bahwa hal
tersebut terlarang untuk dilakukan menurut adat yang berkembang. Akhirnya sang
raja mengambil sebuah keputusan agar ramalan tersebut tidak terjadi di masa
yang akan datang.
Lantas bagaimana kelanjutan
cerita dari legenda Sawerigading tersebut?
Legenda Sawerigading
Dinukil dari buku Irwan Rouf dan
Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang
sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu berdiri sebuah kerajaan bernama
Kerajaan Luwu di daerah Sulawesi Selatan. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang
raja yang bergelar Batara Lattu.
Batara Lattu diketahui memiliki
sepasang anak kembar. Anak laki-laki bernama Sawerigading. Sementara itu, anak
perempuannya bernama We Tenriabeng.
Pada suatu hari, Batara Lattu
mendapatkan ramalan dari Batara Guru yang merupakan ayah sang raja. Menurut
lamaran leluhurnya tersebut, Sawerigading dan We Tenriabeng kelak akan saling
jatuh cinta.
Tidak hanya itu, kedua anak
kembar sang raja diketahui juga akan menikah di masa yang akan datang. Padahal
hal ini dilarang oleh adat setempat.
Mengetahui ramalan ini, sang raja
kemudian mengambil keputusan agar hal tersebut tidak terjadi di masa yang akan
datang. Dia memutuskan untuk menyembunyikan We Tenriabeng di loteng istana
sejak masih bayi.
Hari demi hari berlalu, akhirnya
kedua anak raja mulai tumbuh dewasa. pada suatu hari, Batara Lattu hendak
mengutus Sawerigading untuk pergi berlayar ke Negeri Taranati.
Ketika melakukan perjalanan
tersebut, Sawerigading mendapatkan sebuah kabar rahasia bahwa dirinya
sebenarnya memiliki seorang saudara kembar yang cantik jelita. Saudara
kembarnya tersebut disembunyikan oleh sang raja di loteng istana sejak masih
bayi.
Sawerigading merasa tertarik
dengan informasi yang dia dapatkan tersebut. Ketika kembali dari perjalanannya,
Sawerigading langsung mengecek loteng istana.
Benar saja, dia langsung
menemukan We Tenriabeng di loteng istana tersebut. Sama seperti ramalan Batara
Guru, Sawerigading ternyata benar-benar jatuh cinta dengan saudara kembarnya
tersebut.
Sawerigading kemudian
menyampaikan niat untuk menikahi We Tenriabeng. Namun We Tenriabeng menolak dan
memberi tahu bahwa mereka sebenarnya memiliki seorang sepupu yang sangat mirip
dengan dirinya.
Sepupu tersebut bernama We Cudai
dan berada di Negeri Cina. Untuk membuktikan perkataannya, We Tenriabeng
kemudian memberikan sehelai rambut, gelang, dan cincin yang dia miliki.
We Tenriabeng berkata bahwa
barang-barang tersebut akan sama dengan apa yang dimiliki We Cudai. Jika
berbeda, dirinya akan bersedia untuk menikah dengan Sawerigading.
Akhirnya Sawerigading berangkat
ke Negeri Cina untuk membuktikan hal tersebut. Dirinya juga membawa setiap
barang yang sudah dititipkan We Tenriabeng sebelumnya.
Benar saja, sesampainya di Negeri
Cina, Sawerigading langsung terkesima dengan kecantikan We Cudai. Dirinya
kemudian menunjukkan barang titipan dari We Tenriabeng.
Ternyata semua barang tersebut
memang mirip dengan apa yang dimiliki oleh We Cudai. Akhirnya Sawerigading
memutuskan untuk melamar dan menikahi We Cudai.
Pesta pernikahan Sawerigading dan
We Cudai diadakan dengan meriah. Beberapa tahun kemudian, mereka memutuskan
untuk kembali ke Kerajaan Luwu dan tinggal di sana.
Namun tidak lama kemudian,
pasangan suami istri ini memutuskan untuk kembali ke Negeri Cina. Akan tetapi,
kapal yang mereka tumpangi ternyata karam dalam perjalanan pulang tersebut.
Sumber : DISINI
0 comment:
Posting Komentar