Selasa, 22 April 2025

Sejarah Singkat Kecamatan Sigi Biromaru

Silahkan bagikan :
۞ Ψ§Ω„Ψ³َّΩ€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω„Ψ§َΩ…ُ ΨΉَΩ„َيْΩ€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€ΩƒُΩ…ْ وَΨ±َΨ­ْΩ…َΩ€Ω€Ψ©ُ Ψ§Ω„Ω„Ω€Ω€Ω€Ω€Ω‡ِ وَΨ¨َΨ±َΩƒَΨ§ΨͺُΩ€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω‡ُ ۞
۞ Ψ¨Ψ³Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω… Ψ§Ω„Ω„ّΩ€Ω€Ω€Ω‡ Ψ§Ω„Ψ±ّΨ­Ω…ٰΩ† Ψ§Ω„Ψ±ّΨ­ΩŠΩ€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω… ۞
-----------------------------------------------------------------------

 


A. Sejarah Singkat Kecamatan Sigi Biromaru

Kecamatan Sigi Biromaru merupakan salah satu wilayah Kecamatan

yang berada dalam wilayah Kabupaten Sigi dengan membawahi 17 desa dan 1

UPT Trans.

Berdasarkan catatan Sejarah Sulawesi Tengah, bahwa sebelumnya

Sigi merupakan salah satu daerah kerajaan yang dikenal dengan nama “Kerajaan

Sigi" yang pusat pemerintahannya berkedudukan di Bora, oleh sebab itu

penggunaan kata Sigi dan kata Biromaru dalam sejarah pemerintahan di wilayah

ini tidak dapat dipisahkan walaupun antara Sigi dan Biromaru masing-masing

juga memiliki riwayat atau sejarahnya sendiri-sendiri.

"Sigi" berasal dari kata "Masigi", karena konon riwayatnya dimana

pada zaman dahulu di wilayah sebelah timur Desa Bora yang menjadi pusat

pemukiman penduduk waktu itu, tepatnya di daerah yang sekarang disebut Desa

Sigimpu tiba-tiba ditemukan sebuah masjid dengan lima orang pegawai

syarahnya yang dilengkapi dengan sebuah beduk dan sebuah khotbah yang

ditulis di kulit kayu yang oleh masyarakat Sigi disebut Ivo.

Dari kejadian itu, maka orang-orang yang melihat masjid itu dari

dekat menyebut "Masigimpu" sedangkan mereka yang melihat dari kejauhan di

atas bukit menyebutnya "Masigira", maka mulai saat itulah wilayah yang belum

bernama ini oleh masyarakat lazim disebut wilayah "Sigimpu" dengan

masyarakatnya dijuluki sebagai "Tosigimpu", sedangkan wilayah yang jauh dari

tempat masjid itu oleh masyarakat disebut wilayah "Sigira" dengan

masyarakatnya disebut "Tosigira". Demikian julukan nama untuk wilayah ini,

Sigi Biromaru Dalam Angka 2015 2

http://sigikab.bps.go.id

Geografis

hingga sampai terbentuknya “Kerajaan Sigi” yang menguasai dua wilayah

tersebut.

Sedangkan Biromaru menurut sejarahnya berasal dari kata "Biro" yaitu

alang-alang yang sejenis tebu, dan kata "Maru" yang artinya tua atau lapuk.

Karena konon sebelum wilayah ini dihuni oleh manusia, wilayah ini masih

merupakan suatu hamparan tanah yang luas ditumbuhi tanaman-tanaman "Biro"

yakni tanaman alang-alang yang sejenis tebu. Sehingga ketika datang

sekelompok orang-orang yang berasal dari daerah pegunungan Lando sekarang

disebut Raranggonau untuk berburu"Moasu" babi di wilayah ini, karena melihat

kondisi alamnya yang dianggap oleh mereka cukup baik untuk daerah

pemukiman dan untuk bercocok tanam, maka sekelompok orang-orang yang

datang "Moasu" itu akhirnya bertekad untuk tidak mau lagi kembali ke daerah

asalnya di wilayah pegunungan, tetapi bertekad untuk membuka wilayah ini

sebagai wilayah pemukiman bagi seluruh keluarga mereka.

Dengan tekad tersebut, maka mulai saat itu wilayah ini menjadi suatu

wilayah pemukiman yang baru dan belum bernama. Namun setelah sekian lama

mereka menghuni wilayah ini, maka pada suatu ketika dimana saat mereka yang

menjadi penghuni wilayah ini sedang bekerja untuk memaras alang-alang yang

berupa tebu itu untuk dijadikan persawahan, tiba-tiba salah seorang dari mereka

yang bekerja itu menemukan seekor belut dipucuk daun alang-alang seperti tebu

itu atau dalam bahasa kaili disebut "Biro" yang sudah tua atau lapuk yang juga

disebut dalam bahasa kaili "Namaru". Dengan kejadian itu maka mulai saat itu

orang-orang yang tinggal diwilayah ini mulai menyebut daerah pemukiman

mereka dengan nama "Biro-maru" sedangkan belut yang didapat di daun "BiroNamaru" tadi dianggap sebagai mustika kampung dalam bahasa kaili disebut

"Tinuvu-Nungata", dan belut yang dianggap sebagai "Tinuvu-Nungata" ini

Sigi Biromaru Dalam Angka 2015 3

http://sigikab.bps.go.id

Geografis

hingga sekarang masih tetap disimpan oleh keturunan orang yang menemukan

pada waktu itu.

Setelah wilayah ini mulai bernama "Biro-maru" maka mulai saat itu

pula wilayah ini dikenal sebagai suatu wilayah kerajaan lokal dengan

membentuk sistim kepemimpinan yang dipimpin oleh seorang Madika dan

dibantu oleh seorang Baligau, seorang Pabicara dan seorang Tadulako.

Hubungan kerajaan lokal Biromaru dengan kerajaan besar Sigi saat itu belum

terjalin, namun setelah adanya perkawinan para anggota keluarga Raja-raja,

barulah antara kedua daerah ini memiliki hubungan persaudaraan yang sangat

kuat dan bahkan mengikat persaudaraan dengan satu semboyan "Ane Tori Sigi

Masusa, Tori Biromaru Mageroka Rara" artinya "Jika orang-orang Sigi sedang

mengalami kesusahan, maka orang-orang Biromarulah yang akan merasakan

kesusahan itu" demikian semboyan itu berlaku secara timbal balik antara Sigi

dan Biromaru.

Kemudian setelah diproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia

maka terjadilah perubahan-perubahan secara fundamental dalam mencapai

tujuan negara sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

1945, dan selanjutnya dinyatakan didalam Undang-Undang Dasar 1945 pada

Pasal 18: Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk

susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang.

Berdasarkan hal tersebut maka pada tanggal 21 Nopember 1964

ditetapkanlah wilayah Distrik Sigi Biromaru menjadi wilayah Kecamatan Sigi

Biromaru dengan susunan 41 desa. Pada tahun 1997 Kecamatan Sigi Biromaru

dimekarkan menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Sigi Biromaru dan

Kecamatan Palolo, kemudian dimekarkan lagi menjadi 3 kecamatan yaitu

Kecamatan Gumbasa dan Kecamatan Tanambulava.




Sumber : DISINI


۞ Ψ§Ω„Ψ­Ω…Ψ― Ω„Ω„Ω‡ Ψ±Ψ¨ّ Ψ§Ω„ΨΉٰΩ„Ω…ΩŠΩ† ۞

-----------------------------------------------------------------------

0 comment:

Posting Komentar

۞ PETA LOKASI Rumahku ۞
۞ MEDIA - SOSIAL ۞