Pare’e
ALAT MUSIK PUKUL
Pare’e adalah salah satu jenis
alat musik tradisional orang Kaili di Sulawesi Tengah yang terbuat dari bambu
tua dan kering, berbentuk seperti Garpu Tala, dengan panjang berkisar 40 cm
dari ujungnya yang terbuka. Bagiannya dibelah secara simetris hingga membentuk
dua lidah yang pada pangkalnya bersatu dan pada bagian ujung terpisah. Pada
bagian pangkal bawah, dibuat lubang yang berfungsi untuk mengatur resonansi
suara.
Nama lain dari Pare’e adalah
Rere, yang menurut sumber diambil dari bunyi re..re..re pada alat musik ini
jika dimainkan. Panjang pendeknya ruas bambu yang dipakai untuk membuat Pare’e,
menentukan pula tinggi rendahnya nada yang diinginkan, jika membuat kombinasi
tertentu untuk dimainkan dalam ensambel.
Sejak awal keberadaannya, Pare’e
dalam perkembangannya tidak begitu popular seperti halnya alat musik lain yang
digunakan untuk upacara adat. Pare’e dimainkan hanya untuk penghibur diri
diwaktu senggang.
Pada masyarakat Kaili di Sulawesi
Tengah, Pare’e dapat dijumpai di setiap kampung, dan sekarang Pare’e lebih
dikembangkan lagi sebagai alat musik tradisi yang dimainkan dalam bentuk
ensambel.
Pare'e dimainkan dengan posisi
pemain duduk bersila atau berdiri. Tangan kanan memegang ujung bawah alat musik
dengan posisi ibu jari ditempatkan pada lubang. Pare'e dibunyikan dengan cara
memukul-mukulkan bagian atas alat musik ini pada telapak tangan kiri atau paha
kaki kanan pemain. Terkadang irama pukulan dibuat bervariasi sesuai dengan
selera pemain. Untuk dapat mengubah bunyi atau membuat alat musik ini lebih
beresonansi, lubang pada bagian bawah Pare'e dibuka-tutup sesuai irama yang
diinginkan oleh pemain alat musik ini.
Pare'e dapat dimainkan pria atau
wanita baik tunggal maupun berkelompok. Alat musik ini biasanya dimainkan dalam
mengiringi Vaino (nyanyian pantun yang meminta Kaili), iringan musik Kakula dan
dimainkan pada upacara Nokeso (upacara akil baliq).
Sumber : DISINI
0 comment:
Posting Komentar