Konon cerita menurut para sesepuh di desa di somalangu sewaktu penjajahan
belanda,masjid al kahfi somalangu tidak terlihat oleh pasukan belanda dan
mereka mengira tidak ada apa-apa.
banyak tokoh terkenal yang pada masanya yang mondok di al kahfi somalangu
seperti putra2 Demak. Djoko Tingkir. Panembahan Senopati. Pangeran Singosari.
Pangeran Purboyo. Pangeran Juminah. Sultan Agung Adipati Arungbinang, Pngeran
Diponegoro pernah mondok di Alkahfi somalangu,juga mbah kh Dalhar watu congol.
masjid al kahfi masih seperti dulu bangunanya hanya tembok dan halaman yang
di renovasi,mustaka dan tiang masjid masih asli seperti dulu.konon atap masjid
dulu menggunakan daun illalang yang mengelurkan bau wangi karna dulu daerah
somalangu di kenal sebagai alang alang wangi. Di Somalangu banyak terdapat
rumah-rumah kuno zaman dulu yang masih ada dan di sana ada juga joglo.dan konon
di sungai ada penunggunya yaitu Sarasuta,
Menurut para warga yang percaya, peninggalan syekh Abdul Kahfi yaitu kolam
tempat wudu yang konon dulu rumah syekh Abdul Kahfi,rumah panggung yang
biasanya santri menyebut bangkongreang, di pintu tertulis kyai bongkong yang
konon dapat berubah menjadi kodok(sebutan orang jawa untuk katak).
Di utara masjid juga ada mulangan tempat syekh Abdul Kahfi mengajar dulu.
Dan di sebelah selatan masjid ada bekas rumah yang hanya tersisah
puing-puing dan pondasinya saja ,konon bekas rumah Abdul Kahfi awal
Syekh Abdul Kahfi Tsani adalah pendiri Ponpes Somalangu Kebumen periode ke
2, setelah sebelumnya pernah berdiri pondok Somalangu Kuno yang didirikan oleh
Syekh Abdul Kahfi Awal pada masa pemerintahan Panembahan Senopati ( raja
pertama Mataram Islam ) yang sepeninggal Beliau kemudian hilang dimakan zaman
seiring dengan tidak adanya regenerasi pada waktu itu ( Fatroh ) dan juga
karena bentuk bangunan yang masih sangat sederhana.
Syekh Kahfi Tsani adalah salah seorang putra dari Syaikh Marwan "Ali Menawi " bin Syaikh Zaenal Abidin Banjursari Buluspesantren bin Syekh Yusuf Buluspesantren bin. Syaikh Djawahir bin Syaik Muhtarom bin Syaikh Abdul Kahfi Awal.
Sejak kecil, Abdul Kahfi dititipkan oleh ayahnya di Pondok milik Sayyid
Taslim Tirip Purworejo bin Tolabudin bin Sayyid Muh. Alim Basaiban Bulus
Purworejo.
Di sana Abdul Kahfi dididik berbagai ilmu tentang Islam. Karena sejak kecil
sudah di asuh oleh Sayyid Taslim, maka tidak heran jika Beliau juga sudah
dianggap seperti anaknya sendiri, sehingga pada waktu khitan pun, keluarga
Sayyid Taslim lah yang mengkhitan Beliau.
Setelah dewasa, Sayyid Taslim melarang Abdul Kahfi untuk tetap bermukim di
Tirip, sebab menurut Beliau, bukan di Tirip lah seharusnya Abdul Kahfi hidup
karena Sayyid Taslim yakin bahwa kelak Abdul Kahfi akan menjadi seorang ulama
besar di daerah asalnya seperti Leluhurnya dahulu.
Selanjutnya Sayyid Taslim mengantar Abdul Kahfi pulang ke Kebumen, akan
tetapi bukan diantar pulang ke Banjursari ( tempat orangtuanya ) melainkan ke
desa Somalangu. Sesampainya di desa Somalangu, Sayyid Taslim memberitahukan
kepada Abdul Kahfi bahwa didesa inilah dahulu pendahulunya ( Syekh Kahfi Awal )
bermukim dan mendirikan Pondok.
Sayyid Taslim juga memberitahukan bekas Pondok Syekh Kahfi Awal yang pada
waktu itu sudah tinggal pondasinya saja. Lokasi tersebut saat itu barada di
atas tanah yang telah menjadi milik salah seorang penduduk setempat. Tanah
tersebut kemudian dibeli oleh Sayyid Taslim dari pemilik waktu itu dan
memberikannya kepada murid kesayangan Beliau yang sudah seperti putranya
sendiri itu dan berpesan agar Abdul Kahfi bermukim ditempat itu dan membangun
kembali pondok untuk meneruskan syiar Islam pendahulunya.
Sejak itulah pondok Somalangu baru ( periode ke 2 ) berdiri. Untuk
membedakan maka kemudian ditambahlah nama "Awal " di belakang Abdul
Kahfi pendiri pondok pertama dan nama " Tsani " di belakang Abdul
Kahfi pendiri pondok ke 2.
0 comment:
Posting Komentar