Legenda Sesentola adalah salah
satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sulawesi Tengah. Legenda ini
berkisah tentang seorang pemuda sakti yang mampu mengalahkan burung garuda.
Lantas bagaimana kisah lengkap
dari legenda Sesentola tersebut? Temukan cerita lengkap dari legenda ini dalam
artikel berikut.
Legenda Sesentola
Dinukil dari buku Irwan Rouf dan
Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang
sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami istri di
pedalaman Sulawesi Tengah. Pasangan suami istri ini memiliki seorang anak yang
bernama Sesentola.
Sesentola berbeda dengan anak
pada umumnya. Dirinya memiliki kesaktian yang tidak mungkin dimiliki anak-anak
sebayanya.
Sejak kecil Sesentola memiliki
selera makan yang sangat tinggi. Dirinya mampu menghabiskan dua hingga tiga
piring bubur dalam sekali makan.
Hal ini ternyata menjadi beban
bagi kedua orang tua Sesentola. Sebab mereka juga hidup dalam taraf yang
pas-pasan saja.
Sang ayah akhirnya menyerah
dengan kondisi anaknya tersebut. Dirinya berniat untuk membunuh Sesentola
karena tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhannya.
Ibu Sesentola sebenarnya menolak
ide tersebut. Namun apa daya, ibu Sesentola hanya bisa mengikuti rencana sang
ayah.
Pada suatu hari, sang ayah
mengajak Sesentola ke sebuah sungai yang banyak buayanya. Sang ayah berkata
bahwa mereka akan menjala ikan di sana.
Sesampainya di sana, sang ayah
langsung melemparkan jala ke tengah sungai. Sang ayah kemudian menyuruh
Sesentola untuk mengambil jala tersebut.
Ketika Sesentola tengah mengambil
jala, sang ayah meninggalkannya. Ketika sampai di rumah, sang ayah menyebutkan
bahwa Sesentola sudah dimakan oleh buaya.
Namun tidak lama kemudian
Sesentola muncul di rumah sambil membawa seekor buaya. Dirinya berhasil pulang
dengan selamat tanpa terluka sedikitpun.
Keesokan harinya, sang ayah
kembali mengajak Sesentola pergi ke dalam hutan. Kali ini sang ayah menebang
pohon beringin dan mengarahkan jatuhnya ke arah Sesentola.
Namun Sesentola lagi-lagi bisa
selamat dengan mudah. Dirinya langsung memikul pohon beringin yang hampir
menimpanya.
Melihat hal ini, Sesentola
kemudian menyadari bahwa orang tuanya sudah tidak bisa memenuhi kebutuhannya
lagi. Akhirnya Sesentola meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk pergi dari
rumah.
Ibu Sesentola sebenarnya tidak
sampai hati melepas kepergian anaknya. Namun kondisi keluarga membuat sang ibu
mesti merelakan hal tersebut.
Meskipun demikian, sang ibu
membekali Sesentola dengan sebuah panah bermata tiga dan cincin pusaka. Sesentola
kemudian pergi mengembara tak tentu arah.
Suatu ketika, sampailah Sesentola
di sebuah ibu kota kerajaan. Di sana dia bertemu dengan seorang wanita cantik
bernama Lemontonda.
Ternyata gadis ini merupakan
putri dari raja yang berkuasa di kerajaan tersebut. Lemontoda berkata bahwa
negerinya sedang diserang burung garuda yang membinasakan semua rakyat yang ada
di sana.
Akhirnya Sesentola berniat untuk
melawan burung garuda tersebut. Sebelum menyerang burung garuda, Sesentola
berpesan agar Lemontoda merendam cincin pusakanya dan meneteskan air tersebut
kepadanya jika dia pingsan nantinya.
Tidak lama berselang, Sesentola
membidik garuda tersebut dengan panah yang dia miliki. Dalam sekejap, burung
garuda tersebut terkena panah Sesentola dan jatuh tewas ke tanah.
Sayangnya Sesentola sempat
terkena serangan dari burung garuda. Hal ini membuat dirinya jatuh pingsan.
Lemontoda kemudian menjalankan
pesan Sesentola sebelumnya. Benar saja, Sesentola langsung siuman dari
pingsannya ketika Lemontoda melakukan hal tersebut.
Dengan kesaktian yang dia miliki,
Sesentola kemudian menghidupkan kembali semua rakyat yang meninggal akibat
serangan burung garuda tersebut. Akhirnya Sesentola menikah dengan Lemontoda
dan menjadi raja di daerah kerajaan itu.
0 comment:
Posting Komentar