Rabu, 11 Juni 2025

Legenda Tadulako Bulili

Silahkan bagikan :
۞ Ψ§Ω„Ψ³َّΩ€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω„Ψ§َΩ…ُ ΨΉَΩ„َيْΩ€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€ΩƒُΩ…ْ وَΨ±َΨ­ْΩ…َΩ€Ω€Ψ©ُ Ψ§Ω„Ω„Ω€Ω€Ω€Ω€Ω‡ِ وَΨ¨َΨ±َΩƒَΨ§ΨͺُΩ€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω‡ُ ۞
۞ Ψ¨Ψ³Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω… Ψ§Ω„Ω„ّΩ€Ω€Ω€Ω‡ Ψ§Ω„Ψ±ّΨ­Ω…ٰΩ† Ψ§Ω„Ψ±ّΨ­ΩŠΩ€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω€Ω… ۞
-----------------------------------------------------------------------

 


Legenda Tadulako Bulili merupakan salah satu cerita rakyat yang beredar di tengah masyarakat Sulawesi Tengah. Legenda ini berkisah tentang dua orang pendekar sakti yang menjaga kehormatan daerah asalnya, sehingga disegani dan dihormati oleh setiap masyarakat.

Bagaimana kisah lengkap dari legenda Tadulako Bulili tersebut? Simak cerita lengkapnya dalam artikel berikut ini.

 

Legenda Tadulako Bulili

Dinukil dari buku Yusup Kristianto yang berjudul Cerita Rakyat Indonesia: 40 Cerita Rakyat Nusantara, dari Aceh sampai Papua, Disertai Lagu Anak, disebutkan bahwa tadulako merupakan sebutan bagi panglima perang. Kisah Tadulako bulili ini menceritakan tentang dua orang panglima perang yang memiliki kemampuan sakti dan disegani oleh masyarakat yang ada di daerah itu.

Pada zaman dahulu dikisahkan bahwa terdapat dua orang pendekar sakti yang berasal dari Desa Bulili, Sulawesi Tengah. Kedua pendekar ini bernama Bantili dan Mukeku.

Kedua tadulako ini dikenal dengan kemampuannya yang mumpuni. Kedua pendekar tersebut memiliki kemampuan yang sama hebatnya antara satu sama lain.

Berkat kemampuannya inilah, Bantili dan Mukeku diangkat sebagai tadulako di daerah Bulili. Mereka berdua bertugas untuk menjaga keamanan daerah asalnya tersebut.

Pada suatu hari tersiar kabar bahwa raja dari Kerajaan Sigi hendao mendatangi Desa Bulili. Kedatangan raja ini diketahui karena dirinya hendak menikahi salah seorang wanita yang berasal dari daerah tersebut.

Kabar ini tentu disambut baik oleh masyarakat Desa Bulili. Mereka pun mempersiapkan kedatangan sang raja dengan baik.

Ketika Raja Sigi datang, semua masyarakat Bulili menyambutnya dengan baik. Hal yang sama juga dilakukan oleh Bantili dan Mukeku sebagai tadulako di daerah tersebut.

Akhirnya acara pernikahan Raja Sigi diadakan dengan meriah. Setelah menikah, Raja Sigi menetap di Desa Bulili hingga sang istri mengandung anak mereka.

Ketika usia kandungan sang istri mendekati waktu kelahiran, Raja Sigi tiba-tiba berkata bahwa dia hendak kembali ke daerah asalnya. Raja Sigi berkata bahwa dia sudah terlalu lama tidak memimpin daerah asalnya tersebut.

Niat Raja Sigi ini tentu ditentang oleh sang istri. Sebab kandungannya sudah mendekati waktu kelahiran.

 

Namun Raja Sigi tetap ingin kembali ke daerah asalnya. Akhirnya sang istri hanya bisa pasrah dan melepas kepergian suaminya tersantebut.

Dirinya hanya bisa berharap bahwa Raja Sigi kembali lagi ketika dia hendak melahirkan. Namun perkiraan sang istri tidak terjadi di kemudian hari.

Ketika hari melahirkan makin dekat, Raja Sigi tidak kunjung balik ke Desa Bulili. Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi masyarakat Desa Bulili.

Akhirnya mereka membantu istri Raja Sigi dalam proses melahirkan. Sebab bagaimanapun juga sang istri merupakan wanita yang berasal dari daerah mereka.

Proses kelahiran bisa berjalan dengan lancar. Ketika proses melahirkan ini selesai, masyarakat meminta kedua tadulako untuk menghadap Raja Sigi.

Mereka tidak ingin sang istri yang notabene warganya diremehkan begitu saja. Akhirnya Bantili dan Mukeku berangkat ke Kerajaan Sigi.

Sesampainya di Kerajaan Sigi, kedua Tadulako ini ternyata tidak disambut dengan hangat. Sang raja bertanya mengapa kedua tadulako ini pergi menemui dirinya.

Bantili dan Mukeku berkata bahwa dia diutus oleh istri raja. Mereka berkata bahwa anak sang raja sudah lahir dan membutuhkan asupan makanan bagi ibu dan anaknya.

Raja Sigi kemudian menyuruh kedua Tadulako itu untuk membawa lumbung makanan yang ada di kerajaannya. Dengan nada meremehkan, Raja Sigi berkata bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mengangkat lumbung tersebut.

Ajaibnya, Bantili dan Mukeku dengan mudah membawa lumbung makanan tersebut. Mereka kemudian langsung membawa lumbung makanan itu ke Desa Bulili.

Raja Sigi yang melihat hal ini tentu terkejut dan terkesima. Dia memerintahkan semua prajuritnya untuk mengejar kedua tadulako tersebut agar lumbung makanan mereka tidak dibawa begitu saja.

Namun usaha dari prajurit kerajaan ternyata sia-sia. Berkat kesaktiannya, Bantili dan Mukeku dengan mudah membawa lumbung padi tersebut dengan cepat ke daerah asal mereka.

Bantili dan Mukeku kemudian menyerahkan lumbung makanan tersebut kepada sang istri. Berkat usahanya tersebut, Bantili dan Mukeku akhirnya makin disegani dan dihormati sebagai Tadulako Bulili.



Sumber : DISINI


۞ Ψ§Ω„Ψ­Ω…Ψ― Ω„Ω„Ω‡ Ψ±Ψ¨ّ Ψ§Ω„ΨΉٰΩ„Ω…ΩŠΩ† ۞

-----------------------------------------------------------------------

0 comment:

Posting Komentar

۞ PETA LOKASI Rumahku ۞
۞ MEDIA - SOSIAL ۞